Gadis Filipina 13 Tahun Mendapatkan Harapan di Fuda
None
Date:2025-08-01Author: From:#
Benjolan di Lengan Berubah Menjadi Kanker!
Bagi Kelly (alias), seorang gadis muda dari Filipina, masa kecilnya dibayangi oleh diagnosis yang rumit namun memilukan—rhabdomyosarcoma embrional. Ini bukan sekadar istilah medis yang dingin dalam sebuah laporan; ini menggambarkan penderitaan luar biasa yang harus ditanggung tubuh mungilnya—37 putaran kemoterapi sistemik dan 28 sesi radioterapi.
Ketika remisi singkat itu dipatahkan oleh kekambuhan yang tak henti-hentinya, Kelly dan keluarganya kembali terjerumus dalam keputusasaan. Namun, terlepas dari rasa sakit dan kesulitan yang dialami, matanya yang cerah masih menyimpan visi indah untuk masa depan.
Benjolan Kecil Berubah Menjadi Ancaman Ganas
“Sungguh sangat sulit.” Itulah kata-kata yang paling sering diulang paman Kelly selama wawancara—mengungkapkan betapa beratnya perjuangan panjang ini.
Kembali ke awal tahun 2022, ketika Kelly baru berusia 11 tahun. Ia menemukan benjolan kecil di lengan kanannya dan mengira itu hanya gigitan nyamuk. Orang tuanya juga menganggapnya sebagai benjolan kecil. Baru pada suatu acara kumpul keluarga, pamannya menyadari benjolan itu semakin membesar. Karena khawatir, ia segera mendesak orang tuanya untuk membawanya ke rumah sakit.
Diagnosisnya menyambar seperti sambaran petir:
“Tumor ganas stadium IV—rhabdomiosarkoma embrional di lengan kanan, dengan beberapa nodul di kedua paru-paru dan pembesaran kelenjar getah bening di dekat aorta abdominalis dan area retroperitoneal, menunjukkan metastasis.”
Pamannya masih mengingat benjolan “kecil” itu dengan penyesalan. Seandainya mereka bertindak lebih awal—mungkinkah hasilnya akan berbeda?
Tumor Kembali Setelah 37 Kemoterapi dan 28 Radiasi
Kelly memulai kemoterapi setiap dua minggu, setiap sesi berlangsung selama dua jam. Penusukan jarum berulang kali merusak pembuluh darahnya. Obat tersebut menyebabkan efek samping yang menyakitkan—sariawan, sakit kepala, dan penggelapan kulit—yang menyiksa tubuh mudanya.
Untungnya, pengobatan dini efektif. Tumornya menyusut, dan setelah 37 sesi kemoterapi dan 28 sesi radioterapi, pemindaian PET-CT tidak menunjukkan adanya tumor di seluruh tubuhnya.
Namun sembilan bulan kemudian, kankernya kembali. Melihat putri mereka menderita di tempat tidur, ayah Kelly sangat sedih. Ketika dokter dengan tenang mengatakan "tingkat kelangsungan hidupnya kurang dari 20%," ayah yang dulunya kuat itu tak dapat lagi menahan air matanya.
Secercah Harapan dari Pengalaman Seorang Teman
Tepat ketika pintu takdir seakan tertutup, secercah harapan muncul. Seorang teman yang telah berhasil melawan kanker payudara di Rumah Sakit Kanker Fuda di Guangzhou berbagi kisahnya.
Kesaksian ini bagaikan percikan di malam hari—menyalakan kembali harapan dalam diri ayah dan paman Kelly. Seolah-olah mereka telah berpegangan pada tali penyelamat di tengah badai. Setelah konsultasi dan pertimbangan yang cermat, mereka membuat keputusan berani untuk membawa Kelly ke Rumah Sakit Kanker Fuda di Tiongkok untuk perjuangan terakhir demi hidupnya.
Saat masuk rumah sakit, Kelly memiliki beberapa nodul di humerus kanan bawah dan lengan bawah/pergelangan tangan distal. Terdapat beberapa metastasis paru-paru dan tumor berukuran sekitar 9 cm x 8 cm di ketiak kanannya. Ia juga mengalami keterbatasan ekstensi jari manis dan kelingking di tangan kanannya.
Rabdomiosarkoma paling umum terjadi pada anak-anak dan membutuhkan pendekatan pengobatan multimoda. Kemoterapi merupakan kunci, terutama untuk subtipe non-pleomorfik seperti tipe embrional dan alveolar, yang sangat responsif terhadapnya—namun, rejimen pengobatan harus dioptimalkan untuk meminimalkan penderitaan.
Terapi Target + Kemoterapi Infus Arteri Mengecilkan Tumor
Setelah evaluasi multidisiplin yang menyeluruh, tim medis di Departemen II Fuda memutuskan untuk memberikan terapi target yang dikombinasikan dengan kemoterapi infus arteri. Tidak seperti kemoterapi intravena tradisional, pendekatan ini memasukkan obat langsung ke arteri yang memasok tumor di bawah bimbingan pencitraan.
Ahli radiologi intervensi menggunakan kateter untuk memasukkan obat kemoterapi secara presisi langsung ke dalam tumor. Teknik ini memaksimalkan konsentrasi obat di dalam tumor sekaligus meminimalkan paparan ke organ vital seperti jantung, otak, dan ginjal—sehingga sangat mengurangi efek samping.
“Kemo infus ini hanya memakan waktu 30 menit!” Paman Kelly mengungkapkan kepuasannya. Dibandingkan dengan sesi dua jam yang menyakitkan sebelumnya, ini merupakan peningkatan yang drastis.
Hanya dua hari setelah perawatan pertama, Kelly terkejut mendapati tumor di lengannya telah menyusut dan melunak—sebuah tanda yang sangat positif. Pada pemeriksaan berikutnya, massa di lengannya hampir rata sepenuhnya.
Yang lebih menggembirakan, hasil pemindaian terakhirnya tidak menunjukkan tumor yang terlihat di kedua paru-paru dan pleura kanan, dan pembesaran kelenjar getah bening ketiak kanan telah berkurang secara signifikan. Penanaman benih radioaktif yang direncanakan sebelumnya tidak lagi diperlukan.
Semua bukti kuat ini menunjukkan satu fakta: perawatan saat ini berhasil. Mereka akhirnya menangkap peluang berharga itu—dan dengan itu, kesempatan untuk menyelamatkan nyawanya.
Mercusuar Harapan di "Rumah" Asing
“Tempat ini terasa seperti rumah kami di Tiongkok.” Masa-masa mereka di Fuda, meskipun singkat dan bersifat medis, membawa kehangatan dan kenyamanan. Tim kesehatan yang penuh perhatian, fasilitas yang mudah diakses, dan perawatan yang terasa seperti keluarga telah meninggalkan kesan mendalam bagi Kelly dan pamannya.
Fuda telah menjadi lebih dari sekadar rumah sakit—ini adalah surga yang menenangkan bagi mereka di negeri asing. Di "rumah" yang istimewa ini, impian Kelly untuk masa depan yang lebih cerah kembali terwujud—lebih cerah dan lebih teguh dari sebelumnya.
- Irreversible Electroporati..
- Argon- Helium Cryoablasi..
- Transarteri Kemoterapi Int..
- Combined Immunoterapi Untu..
- Brachyterapi..
- Photodynamic Terapi (PDT)..
- Microwave Hiperthermia..
-
RS Khusus Kanker Nasional
-
Bersertifikasi Internasional JCI
-
Pusat Cryoablasi Kanker Asia- Pasifik
-
Pusat Medis, Institut Biomedis dan Kesehatan Guangzhou, Akademik Ilmu Pengetahuan di Tiongkok